Diterbitkan pada Senin, 06 November 2023
WAIKABUBAK - YAPPIKA-ActionAid merancang dan melaksanakan Program Sekolah Aman sejak tahun 2016 dengan 4 (empat) hal cakupan pokok (pilar), yakni 1) Infrastruktur yang baik; 2) Pembelajaran berkualitas; 3) Lingkungan yang sehat; 4) Akuntabilitas sekolah dan pelayanan Pendidikan inklusif dan berkualitas salah satu yang menjadi perhatian.
Hal ini disampaikan oleh Rokhmad Munawir, GRIPS Coordinator YAPPIKA-ActionAid kepada media ini Rabu (18/10/2023).
Rokhmad Munawir juga menyampaikan bahwa agar Program Sekolah Aman ini terus dapat berkontribusi dalam membuat perubahan menjadi nyata di daerah program adalah lingkungan sekolah yang sehat sebagaimana pilar ke tiga Program Sekolah Aman di atas. Program Sekolah Aman merancang kemampuan sekolah dan komunitas sekolah dalam menciptakan lingkungan sekolah yang sehat salah satunya dengan membuat Kebun Gizi di tingkat komunitas dan sekolah.
YAPPIKA-ActionAid mengembangkan Kebun Gizi dengan konsep K3 yakni Konsep Integrasi Kebun, Kandang dan Kolam. Konsep integrasi kebun, kandang, dan kolam ini dikembangkan sebagai sebuah siklus pertanian berkelanjutan dan pemenuhan gizi secara optimal. Kebutuhan nutrisi nabati dapat dipenuhi dari hasil kebun sementara kebutuhan nutrisi hewani dipenuhi dari hasil kandang dan kolam.
Hasil kebun, kandang, dan kolam tersebut juga dapat dijual yang hasilnya sebagai upaya keberlanjutan pengelolaan oleh Komunitas Sekolah. Konsep ini dikembangkan sebagai upaya memenuhi kualitas dan kuantitas nutrisi dan gizi murid dan keluarga. Selain juga sebagai upaya meningkatkan perekonomian anggora komunitas sekolah melalui berkurangnya pengeluaran untuk keperluan sayur dan lauk serta meningkatkan pendapatan dengan penjualan hasil kebun maupun hasil olahannya," ungkap Munawir.
Kebun Gizi yang dikembangkan di sekolah dengan memanfaatkan lahan milik sekolah, dikelola oleh guru dan murid. Ini akan menjadi wahana belajar murid mengenai keanekaragaman hayati serta belajar dalam pengelolaan pertanian berkelanjutan. Kebun gizi di sekolah dikembangkan tanaman hortikultura secara organik dengan melibatkan murid mulai dari penyiapan lahan, merawat tanamannya dan melakukan panen.
Hasil panen akan dimasak dan untuk makan bersama para murid sebagai bagian dari upaya penambahan nutrisi mereka. Proses ini akan berkolaborasi dengan anggota komunitas sekolah. Kebun Gizi di tingkat Komunitas Sekolah dikembangkan secara komunal dan individu. Komunal dimaksud adalah kebun gizi dikelola oleh beberapa anggota komunitas sekolah. Satu komunitas sekolah dapat memiliki dan mengelola beberapa kebun gizi.
Sadangkan kebun gizi individu adalah kebun yang dikelola secara sendiri-sendiri oleh anggota Komunitas Sekolah. Dalam hal pengelolaan hasilnya, akan dibagi menjadi 3 bagian, yakni satu bagian untuk diberikan ke sekolah guna makanan tambahan murid-murid (dimasak bersama). satu bagian menjadi hak komunitas sekolah dan satu bagian untuk pengelola. Bagian untuk Komunitas Sekolah dapat dijual yang hasilnya sebagai upaya berkelanjutan dan berkelangsungan kebun gizi ini atau dibagaikan kepada warga lain yang membutuhkan sesuai dengan kesepakatan komunitas. Sedangkan hak bagian pengelola dapat digunakan unutk konsumsi keluarga.
Konsep integrasi kebun, kandang dan kolam ini dikembangkan sebagai sebuah siklus pertanian berkelanjutan dan pemenuhan gizi secara optimal. Kebutuhan nutrisi nabati dapat dipenuhi dari hasil kebun sementara kebutuhan nutrisi hewani dipenuhi dari hasil kandang dan kolam. Hasil kebun, kandang, dan kolam tersebut juga dapat dijual yang hasilnya sebagai upaya keberlanjutan pengelolaan oleh Komunitas Sekolah.
Sampai dengan saat ini, tahun 2023, telah ada 7 (tujuh) sekolah sasaran program Sekolah Aman yang mengembangkan Kebun Gizi. Kesemuanya masih dalam tahap pengembangan, namun yang pasti konsep Kebun Gizi ini telah mendapat dukungan dari Pemerintahan Daerah di lokasi Program Sekolah Aman, yakni Kabupaten Sumba Barat, Kabupaten Sumba Tengah dan Kabupaten Kupang. Dalam pengembangan Kebun Gizi, YAPPIKA-ActionAid bersama dnegan mitra pelaksana program akan melakukan pembahasan dengan Komunitas Sekolah dan Pihak Sekolah.
Perlu menjadi catatan bahwa intervensi Kebun Gizi di dalam Program Sekolah Aman ini adalah intervensi tingkat lanjut setelah intervensi awal program. Intervensi awal Program Sekolah Aman adalah dengan melakukan pembentukan Komunitas Sekolah, yang anggotanya terdiri dari guru, orang tua siswa, komite sekolah. tokoh masyarakat desa, serta para pemerhati pendidikan tingkat desa dimana sekolah berada.
YAPPIKA-ActionAid akan memberikan peningkatan kapasitas bagi Komunitas Sekolah ini sehingga mereka mampu dan mau menyuarakan dan melakukan advokasi perbaikan kualitas pendidikan di sekolah mereka, baik dari sisi akuntabilitas sekolah, infrastuktur, dan pembelajarannya. Tujuan besar Program Sekolah Aman adalah berkontribusi pada menciptakan sekolah yang aman di Indonesia yakni sekolah yang tangguh, memiliki sarana prasarana yang inklusif, pembelajaran yang berkualitas, dan lingkungan sekolah yang sehat dan aman bagi murid dan warga sekolah.
Artikel ini telah tayang di ranakanews.com pada 25 Oktober 2023 dengan judul yang sama.